Menikmati suguhan kesenian berlatar pemandangan sawah hanyaterdapat di Banyuwangi. Tidak ada panggung. Halaman rumah yang rindang penuh pepohonan disulap menjadi panggungmewah,dihiasi akar-akar pohon yang menonjol di permukaan tanah.
Tak ada kursi. Hanya ada bangku yang terbuat dari kayu dan bambu, mengitari panggung pertunjukkan yang menyatu dengan alam itu. Menambah kesan dekat dengan alam.
Sajian ini hanya ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Minggu (17/4). Desa penuh dengan seni dan budaya khas Banyuwangi ini, memang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Arak-arakan Barong Kemiren mengawal wisatawan mulai dari jalan, menuju lokasi yang hanya berjarak 300 meter dari lokasi pertunjukan. Selanjutnya, tarian Gandrung dan Barong Kemiren dimainkan untuk menghibur pengunjung di pentas terbuka ini. Tidak hanya itu, tari Jaran Goyang pun disuguhkan sebagai tari magis percintaan muda-mudi Banyuwangi yang penuh misteri.
Peket wisata berbasis masyarakat ini dijual untuk wisatawan yang hadir ke Desa Kemiren. Puluhan wisatawan dimanjakan dengan suguhan seni tari dan kuliner khas Banyuwangi, seperti tumpeng Pecel Pitik dan jajanan khas Kemiren, seperti tape buntut dan lepet kacang.
“Kita menjual paket wisata menyatu dengan alam. Seni dan budaya Kemiren kita tonjolkan. Tidak ada panggung agar penari dan wisatawan tak ada sekat. Ada akar pohon menjuntai menjadi daya tarik panggung alam ini,” ujar Aekanu Haryono, warga Kemiren, Minggu (17/4).
Paket wisata ini sengaja dibuka warga Desa Kemiren, sebagai destinasi wisata adat dan bu- daya khas Banyuwangi. Di Desa Kemiren diakui masih memegang teguh keaslian adat istiadat dan nilai tradisi suku Using.
Para pengunjung diharapkan bisa merasakan menjadi warga Kemiren. Salah satunya adalah makan Tumpeng Pecel Pitik, tanpa menggunakan sendok dan garpu dan minun langsung dari kendi. “Tak hanya tarian dan kesenian, kita juga akan bercerita tentang sejarah Kemiren dan adat serta tradisi disini. Selain itu pengunjung harus bisa merasakan menjadi warga Kemiren,” pungkas Aekanu. Salah satu pengunjung, Yoyong Burhanudin, mengaku takjub dengan paket wisata di Desa Kemiren ini. Suguhan tarian dan makanan disini sangat mencerminkan Banyuwangi.
“Sangat menarik, jarang bisa makan dan menikmati hiburan dipinggir sawah. Suasana desa sangat kental dan penarinya cantik-cantik. Apalagi yang bawa selendang merah,” ujarnya. (fir)